MI Ta’mirul Islam itu NU tho????

Tempo hari ada wali murid yang nanyakan kepada kepala sekolah “MI Ta’mirul Islam itu NU thoo?” hanya karena melihat banner acara Maulid Al-Barzanjiyy di aula MI Ta’mirul Islam. Bahkan sampai-sampai terlontar statement “berarti salah ya saya memasukkan anak saya ke MI”.
Ada juga salah satu wali murid SD Ta’mirul Islam yang khawatir kalau-kalau putera-puterinya diberikan kurikulum “pembacaan maulid al-barzanjiyy”..

Padahal kalau kita lihat lebih jauh, ormas yang suka dengan tradisi pembacaan maulid di Indonesia, minimal ada 5 yaitu NU, Al-Washliyyah, PERTI, Robithoh alawiyah dan Para Habaib Alawiyyin yang independen.

Bapak. Ibu, wali murid MI Ta’mirul Islam yang dimuliakan Allah..
tidak perlu ada kekhawatiran semacam itu. Jama’ah itu menghimpun guru dan karyawan SD, MI, SMP dan RM Ta’mirul Islam yang suka dengan tradisi pembacaan maulid, dengan latar belakang ormas apapun, tak peduli NU, Muhammadiyah, LDII, MTA, HTI, Salafi atau apapun yang suka dan sepakat dengan tradisi itu bergabung membaca maulid dan diakhiri dengan kajian. Dan ini bersifat independen. Tidak ada kaitannya dengan struktural SD maupun MI.

Kalaupun ada guru, karyawan yang menghendaki acara acara keagamaan yang sesuai ideologinya pasti juga akan difasilitasi. Karena SD/MI Ta’mirul Islam adalah sekolah yang bercirikan keislaman.

Sebagai gambaran, Kepala Sekolah kita Drs. Bandung Gunadi adalah Ketua Ranting Muhammadiyah Gedongan, Bp. Wakil Kepala Sekolah SD, Wachid Musthofa Kamal, S.H.I adalah salah satu penggerak NU Ranting, Koordinator MI Bu Enny Murtiastuti, S.E. adalah puteri dari Petinggi MTA bidang Nisa’ saat kepemimpinan Ust Abdullah Thufail Saputra, salah satu guru komputer SD, Ibu Ambarwati adalah jama’ah LDII, Guru Kelas 6, Bp. Andi Ma’ruf adalah salah satu aktivis HTI Solo Raya, dan masih banyak lagi. Akan tetapi kita selalu hidup rukun di bawah naungan lembaga ini, tanpa mempermasalahkan masalah khilafiyah.

Budaya semacam inilah yang ingin kita bangun di lembaga yang kita cintai, dengan harapan para siswanya juga akan menjunjung tinggi kerukunan yang kita bangun.

Kalaupun memang MI Ta’mirul Islam berlatar belakang NU, lantas apa sih yang ditakutkan dari NU? apa sebegitu menakutkankah NU sehingga anda takut memasukkan putera-puteri anda di lingkungan pembelajaran yang berlatar belakang NU?

Tak ingatkah 10 november 67 tahun yang lalu, siapa yang memfatwakan Resolusi Jihad, yang mengerahkan siswa-siwinya untuk perang fii sabiilillaah melawan pendudukan penjajah hingga akhirnya Inggris dan bala tentaranya dipukul mundur dari Surabaya?

_Qod_